• Jakarta - Indonesia
BUKU
Peradaban Arab (Islam)

Peradaban Arab (Islam)

Saya baru saja menelisik buku lama tapi memuat catatan kemajuan peradaban Arab (Islam) yang mencengangkan. Buku tersebut berjudul: The Genius of Arab Civilization Source of Renaissance, 1983. Buku ini ditulis bersama oleh John S. Badeau, Majid Fakhry, Oleg Grabar, dkk. Dalam buku ini terdapat pembedaan antara the exact sciences dengan the life sciences. The exact sciences seperti matematika (‘ilm al-‘adad, hisab (al-yad, hisab al-‘uqud), optik (kitab al-Manazhir karya Abu Ali al-Hasan ibn al-Hasan ibn al-Haytham/al-Hazen), astronomy. Sedang The Life Sciences adalah terma modern. Klinik, farmasi, pendidikan kedokteran, manajemen rumah sakit, anatomi, fisiology, zoology, ilmu agrikultural ( al-Filahah al-Nabatiyah), botany, kimia, dan astrology.

Sami K. Life Sciences dalam artikelnya menyimpulkan, sebagai berikut:

Arabic culture, including its contributions to the life sciences, reached its highest stage of development between the ninth and the eleventh centuries and experienced a number of major revivals during the telfth and thirteenth centuries. During this period the West was just beginning to awaken from the Dark Ages.  From the twelfth century to the Renaissance, via translation and copying activities in Spain, Sicily, and Syria, the bulk of Arab writings in all fields was made available in Latin. Despite the poor quality of translation and scholarship that prevailed in the West at that ime, these Latin versions revived the spirit of learning in Western Europe during the late Middle Ages. 

 Arabic authors, as a result of the translation of their works into Latin and the vernaculars, became widely known under Latinized names: Rhazes for ar-Razi, Avicenna for ibn Sina, Averroes for Ibn Rushd, and so on. Their books were widely read and frequently cited and quoted by writers in the West. In the life sciences, Arabic authors not only preserved the clasical achievement of the ancients but also added new and original data to the fund of human knowledge, thereby contributing to the wellbeing of all men everywhere.

Para penulis Arab tidak sekedar melestarikan ilmu dan pencapaian masa kuno, tetapi mereka menambahkan pengetahuan dan data baru sebagai kontribusi bagi pengetahuan manusia dan juga memberi sumbangan bagi kemashlahatan kehidupan manusia di mana pun mereka berada. (h. 191).

BACA JUGA :   Sir Muhammad Iqbal

Begitu besar pengaruh peradaban arab terhadap Barat, sekarang ditemukan banyak istilah arab yang digunakan di dunia perdagangan, seperti Spanyol zocco (pasar), almacen (warehouse), aduana “customshouse, almodena, public sale, almijarife tax collection, alcalde mayor, zalmedia magistrate. Aktifitas ekonomi juga dikenal istilah traffic (tafric bahasa arab yang berarti distribution), tariff (ta’rifah), check (sakk), magazine (makhazin, berarti store), mancus, manqush, dari kata ini muncullah coin, caballa, qabala, nadir, zenith, zero, dan risk, h. 230 dari artikel “Trade and Commerce” yang ditulis oleh Ragaei dan Dorothea El Mallakh, h. 221.

Pada saat kejayaan Islam terdapat 111 kota sebagai pusat dagang atau kota yang menjadi rute-rute perdagangan, baik silk route ( jalur sutera) maupun perdagangan lewat laut dan sungai Volga. Di Eropa ada kota Kordova, Granada, Barcelona, Seville. Di benua Afrika ada kota  Rabat ( Maroko), Tunisiyah, Tripoli dan Kairo. Di Timur Tengah ada Damaskus, Jerussalem, Tabriz, Ishfahan, Samarkand, Bukhara, (dua kota penting ini di Asia Tengah), Mekkah, Medinah, Sana’a, Jeddah, Aden. h. 222.

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: