
Intuisi
Laura Day mendeskripsikan pengalaman intuisinya, dalam buku yang ditulisnya dengan judul: Practical Intuition: How to harmes the Power of Your Instinct and Make it Work for You, 1997.
Buku ini juga memuat panduan bagi siapa saja yang ingin dan tertarik untuk mengasai intuisinya.
Intuisi ternyata bukanlah sesuatu yang bersifat mistik. Intuisi pada mulanya dianggap sesuatu yang tidak ilmiah, sulit dibuktikan dengan penalaran logis.
Intuisi selama ini belum mendapatkan perhatian sebagai sesuatu potensi luar biasa yang dimiliki oleh setiap orang. Inilah arti penting buku ini. Laura berusaha meyakinkan kita bahwa intuisi dapat dipelajari. Intuisi dapat dilatih.
Ketajaman intuisi seseorang dapat dilatih dalam kehidupan kesehariannya. Intuisi adalah sesuatu yang realistis. Intuisi bukanlah sesuatu yang adi-kodrati yang hanya orang-orang tertentu yang dapat memilikinya.
Laura mencontohkan George Soros, sang raja investor dunia; the world greatest investor–demikian Robert Slater menjulukinya–kalau memutuskan membeli saham sering kali menggunakan intuisinya. Kalau sebelum memutuskan keputusan bisnis, punggungnya sakit, maka itu pertanda kurang baik untuk meneruskan bisnis yang sedang digelutinya. tanda-tanda uang ada pada pundak atau bahu kirinya.
Tentu hal yang sama juga terjadi pada pebisnis dan CEO lainnya. Keputusan bisnis tidak selalu memakai kalkulasi dan analisis penalaran atau hasil pemikiran logik. Ini berarti apa yang bersifat intuitif, bukanlah sesuatu yang tidak ilmiah atau sesuatu yang tidak bisa disejajarkan dengan sesuatu yang masuk akal. Siapapun kita, memang perlu bertanya kepada nurani.
Sabda Nabi: ketika mengambil suatu keputusan, tanyalah hati dan nuranimu. Ini menjadi penting artinya dalam kehidupan di era informasi sekarang ini. Seseorang terkadang sulit memutuskan sesuatu karena melimpahnya informasi yang diterimanya. Internet telah menyiapkan segudang informasi. Media cetak dan elektronik juga demikian halnya. Handphone dengan berbagai jenisnya juga menyiapkan informasi yang sangat beraneka ragam. Informasi yang berseliweran ini membuat kita sulit untuk fokus. jadi, pada saatnyalah kita melatih intuisi kita. Bukankah intuisi itu adalah kompas kehidupan?
Wa Allah a’lam.